
Asal mula kesenian ini menurut cerita berawal dari jaman penjajahan Belanda yg mana masyarakat konon sering melihat pasukan Belanda waktu baris berbaris. Gerakan baris berbaris itulah rupanya yg diadopsi oleh masyarakat menjadi suatu gerakan tarian. Pada awalnya tarian Ndolalak dilakukan oleh kaum laki laki dengan busana khas layaknya tentara belanda , baju berpangkat di pundak, ditambah topi yg mirip topi pasukan Belanda dan dipadu dengan celana pendek dengan warna serupa. Namun seiring dengan masuknya era modernisasi kesenian ini rupanya semakin lama semakin tenggelam oleh kemajuan jaman. Oleh karena itu kemudian diadakan suatu perubahan bahwa tarian Ndolalak ini dilakukan oleh penari wanita. Rupanya dengan menampilkan sensualitas ( maaf : wanita memakai celana pendek ), kesenian ini mulai digandrungi lagi oleh masyarakat khususnya kaum laki laki . Bahkan untuk masyarakat golongan tertentu ( agamis ) kesenian ini ditentang karena disamping unsur sensualitasnya tinggi , kesenian ini juga melibatkan mahluk gaib dalam setiap tariannya. Dimana dalam taraf taraf tertentu penari akan kesurupan ( Ndadi ) dan diharuskan makan sesaji untuk menyembuhkannya.
Pada era 1990 an kesenian ini benar benar menjadi hiburan favorit masyarakat Purworejo. Saya sendiri yang waktu itu masih berstatus pelajar kalau ada pagelaran ndolalak saya usahakan nonton walaupun terkadang jauh jaraknya. Banyak temen temen SMU saya ( cewek ) menajadi penari Ndolalak, yg paling aku ingat Badriyah dari desa Bubutan dan Kusmiatun dari Mlaran. Kedua temenku ini memang terkenal dengan kecantikannya , bayangkan bila memakai celana di atas paha ditambah dengan gemulai tariannya hemmm……saya pastikan semua kaum laki laki akan terhanyut dibuatnya. Ha… ha…. kalau seusia saya mungkin wajar ya waktu itu, yg aku herankan banyak yg sudah punya cucu masih melotot melihat tarian ini.
Ya.. itulah ditengah pro kontra yang ada , saya sebagai penggemar seni mengarap agar kesenian ini dapat tetap eksis dan dijaga kelestariannya oleh masayarakat Purworejo. Bahkan aku sangat ingin terlibat langsung dalam kesenian ini walaupun cuma sebagai vokal atau nabuh bedug. Tapi sayang kehidupanku saat ini tidak memungkinkan untuk itu. Oya… tarian ini diiringi oleh musik semacam rebana ditambah drum sederhana yg dilengkapi dengan bedug sebagai ciri khasnya. Lagu lagu yg didendangkan umumya syair syair yg berisi nasehat nasehat atau juga berujud sajak.
Aku masih ingat sedikit neh syair pembukanya :
Saya cari manis kembang molati,
saya cari manis kembang molati,
molati juga wong manis kepada saya.
bla bla bla…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar