Rabu, 15 Oktober 2008

BANG REHAN

Dekat dengan tempat tinggal saya tepatnya di daerah kampung sumur, setiap pagi selalu ada rutinitas yg tdk pernah terlewatkan yaitu berkerumunnya para ibu -ibu ( termasuk istri saya ) terhadap seorang tukang sayur yg tiap pagi hari menggelar dagangannya dipinggir jalan. Bang Rehan orang2 memanggilnya begitu , umurnya yg sudah setengah baya kalau aku amati semakin hari raut mukanya semakin dihiasi dengan keceriaan dan semangat penuh keramahan melayani para pembelinya. Paling paling kalau seumpama pagi hari tidak ada aktifitas disitu berarti bang Rehan sedang pulang kampung yg konon di daerah Jawa Tengah.

Semenjak menjelang dini hari dia sudah mulai beraktifitas berbelanja di pasar, kemudian ada sebagian dagangannya yg harus dibanded dulu, itu dia lakukan dini hari. Menjelang subuh dia sudah mulai membawa dagangannya ke pinggir jalan tadi untuk dipasarkan, kalo aku lihat dari kuantitas dagangannya mungkin dia bisa bolak balik 3 atau 4 kali dengan gerobaknya mengambil dagangannya. Lumayan komplit sih dari mulai sayuran tentunya , lauk pauk, bumbu2 dapur, sampai buah juga ada. Kurang lebih ada sekitar 5 meter lah panjang dagangannya di pingir jalan. Dari subuh sampai sekitar jam 10 pagi, orang orang bilang omset dia tiap hari sekitar 1,5 juta. Dan apabila di mengambil keuntungan sekitar 15 – 25 % bisa kita itung sendiri pendapatannya per hari.

Sebenarnya apa sih yg dimiliki oleh tukang sayur tsb..?. Dengan tingkat pendidikannya ,saya kira dia hanya memiliki tujuan satu “ mencari duit di Jakarta” , seperti yg tiap pagi ia dapatkan saat ini . Apa yg dilakukan tiap hari adalah sesuatu bisa dilakukan dengan orang yg tidak perlu mengisi otaknya dengan pelajaran2 sulit seperti yg kita dapatkan disekolah, apalagi teori2 tentang motivasi, sales, pengembangan diri, yg mungkin menjadi menu yg diperlukan di profesi lain yg harus didapatkan dengan biaya tidak sedikit baik melalui buku - buku ataupun seminar-seminar yg mahal. Yg dimiliki hanya keluguan , kepolosan, tekad , kemauan, keramahan, tidak gengsi dan sekedar bisa ngitung . Tidak ada yg bisa menuntutnya tiap hari harus pakai sepatu , memakai kemeja ,celana bahan dan bahkan mandipun bukan sesuatu yg harus dilakukannya karena orang2 yg dilayaninya sebagian besar memang pada belum mandi.

Itulah bang Rehan, dengan resep dan kiat kiat sederhanannya dia sudah mampu menjadi seseorang yg tidak dianggap sederhana oleh orang2 sekelilingnya. Bagi lingkungan disekitar saya, keberadaan bang Rehan sangat membantu sekali terutama bagi ibu2 dari pada jauh2 belanja kepasar kalaupun ada diwarung harganya juga lebih mahal. Sedangkan bagi keluarganya, bang Rehan sudah bisa berperan sebagaimana mestinya sebagai seorang kepala keluarga dimana dia bisa mencukupi seluruh kebutuhan dasar keluarganya, baik sandang, pangan ataupun papan. Jangan menjadi sebaliknya ,teori, cara pandang, pola pikir yg kita miliki mungkin melebihi dari bang Rehan, cukup rumit , harus dengan tingkat penalaran yg tinggi, bahkan didapat di buku dari penulis2 terkenal dengan bahasa2 kiasan yg sulit dipahami dan disampaikan oleh motivator2 ulung tetapi kalau hasilnya biasa2 saja ..... ?

Tidak ada komentar: